Jumat, 09 Agustus 2013


 

NAVIGASI DARAT

 

 

 

Tujuan Instruksional Umum:

·         Peserta mengetahui dasar-dasar Navigasi Darat.
·         Peserta dapat mengaplikasikan materi Navigasi Darat.

Tujuan Instruksional Khusus:
·         Peserta mengetahui defenisi, klasifikasi serta bagian-bagian peta dan kompas.
·         Peserta dapat memahami karakteristik sifat-sifat garis kontur.
·         Peserta dapat menentukan posisi / koordinat di peta.

Bahan Materi:
·         Peta dan bagian-bagiannya (spesifik kontur dan koordinat)
·         Kompas dan bagian-bagiannya
·         Teknik Peta Kompas (Orientasi peta, resection, dan intersection)


PENDAHULUAN

            Navigasi adalah suatu teknik untuk menentukan kedudukan dan arah lintasan perjalanan secara tepat, definisi lain dari navigasi adalah suatu kegiatan mengontrol arah perjalanan baik di peta maupun di medan sebenarnya dengan tepat hingga sampai ke tujuan.
Dalam arti yang lebih sempit, navigasi telah dikenal oleh bangsa-bangsa Aztec, Babylonia dan Bangsa Eskimo tua sejak 4500 tahun yang lalu.
            Pada awalnya, istilah navigasi dipakai dalam pelayaran maupun penerbangan, namun dewasa ini telah umum dipakai dalam pengembaraan di gunung, rimba, sungai dan sebagainya. Orang yang bertanggung jawab dalam hal navigasi biasa disebut navigator.
            Untuk dapat melakukan perjalanan di alam bebas kita hanya dibantu oleh peta, kompas dan kemampuan berorientasi yaitu usaha memperkirakan/menentukan tempat kedudukan setepat mungkin dengan cara mengamati, mempelajari, mengenali keadaan sekitar selama perjalanan dilakukan.
            Menyadari betapa pentingnya ketiga hal diatas, maka timbul pepatah : “peta dan kompas serta kemampuan untuk menggunakannya merupakan tiket ke tempat manapun di alam bebas”.


PETA


            Peta adalah gambaran sebagian atau keseluruhan permukaan bumi yang diproyeksikan ke dalam bidang datar dengan metode dan perbandingan tertentu.
            Di Indonesia, peta yang lazim digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, lalu peta dari Jawatan Topologi, yang sering disebut sebagai peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960. Peta AMS biasanya berskala 1 : 50.000 dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000 (dengan interval kontur 12,5 m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.


Peta berdasarkan isinya

1.   Peta Umum; yaitu peta yang memuat kenampakan-kenampakan umum, baik kenampakan fisis maupun kenampakan sosial ekonomi. Peta jenis ini meliputi :
a.    Peta Topografi; yaitu peta yang berskala besar dan memuat keterangan yang umum.
b.    Peta Chorografi; yaitu peta yang berskala sedang yang menggambarkan daerah yang luas, negara atau benua.
c.    Peta Dunia; peta yang digambarkan dengan skala kecil dan meliputi seluruh dunia.
2.   Peta Khusus / Thematik; yaitu peta yang menggambarkan kenampakan-kenampakan yang khusus. Peta ini meliputi antara lain : peta militer, peta bintang, peta pariwisata, dll.

Peta berdasarkan skalanya

1.    Peta Kadaster = 1 : 100 sampai 1 : 5.000
2.    Peta berskala besar = 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000
3.    Peta berskala sedang = 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000
4.    Peta berskala kecil = 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000
5.    Peta Geografi = 1 : 1.000.000 ke atas

Bagian-bagian Peta

1.   Judul; menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta yang bersangkutan, biasanya terdapat diatas.
2.   Penerbit; menyatakan badan/lembaga yang menerbitkan/mengeluarkan peta.
3.   Nomor; sebagai nomor registrasi dari badan pembuat peta, juga berguna sebagai petunjuk bila kita memerlukan peta daerah lain di sekitar daerah yang terpetakan.
4.   Tahun; menyatakan waktu pembuatan peta, semakin baru tahun pembuatannya, maka data yang disajikan akan semakin akurat.
5.   Legenda; yaitu keterangan singkat mengenai simbol/tanda yang tercantum dalam sebuah peta, dibuat untuk memudahkan pembaca menganalisa peta.
6.   Skala/Kedar; yaitu perbandingan jarak antara dua titik tertentu pada peta dengan jarak sebenarnya di lapangan. Untuk menyatakan skala peta ada 3 cara yaitu :
a.   skala angka/fraksi = 1 : 50.000
b.   skala verbal/perkataan = “satu sentimeter dibanding lima puluh ribu sentimeter”
c.  
0
0
2
4
6
8
10
1
2
3
4
5
cm
km
skala garis/grafik


7.   Koordinat ; yaitu kedudukan suatu titik di peta. Secara teori, koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yakni perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama lain. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :
a.    Koordinat Geografis (Geographycal Coordinate)
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik.
Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis sebagai koordinat utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu karvak) lebarnya adalah 3,7 cm. Pada peta skala 1 : 25.000, satu karvak sama dengan 30 detik (30”), dan pada peta skala 1 : 50.000, satu karvak sama dengan 1 menit (60”).
Contoh : 114°34’10” BT atau 05°15’17” LS
b.   Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM)
                  Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak setiap titik acuan.Untuk wilayah Indonesia, titik acuan berada disebelah barat Jakarta (06° LU, 98° BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan horizontal dari barat ke timur.
      Sistem koordinat grid mengenal penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka. Pada peta AMS, biasanya menggunakan koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan 2 cm. Karena itu untuk penentuan koordinat grid 4 angka, dapat langsung ditentukan. Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu menjadi 10 bagian (per 2 mm). Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka dibagi menjadi 10 bagian (per 1 mm).
8.   Kontur; yaitu garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian sama dari permukaan laut atau garis bayangan/imajinasi dari rangkaian titik-titik di lapangan yang mempunyai nilai ketinggian/elevasi yang sama.

Karakteristik Garis Kontur:
a.    Garis kontur ketinggian yang lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
b.    Garis kontur ketinggian tidak akan saling berpotongan dan tidak bercabang.
c.    Garis kontur ketinggian merupakan kurva tertutup sehingga tidak akan ada yang terputus.
d.    Garis kontur ketinggian pada daerah landai/datar akan tergambar renggang/berjauhan sebaliknya garis kontur di daerah curam/terjal akan tergambar rapat.
e.    Garis kontur ketinggian yang ujungnya melengkung keluar menjauhi puncak berbentuk “U” menggambarkan punggungan.
f.     Garis kontur ketinggian yang ujungnya melengkung kedalam mendekati puncak berbentuk “∩” menggambarkan lembah.
g.    Garis kontur ketinggian untuk daerah tebing digambarkan garis berbulu.
h.    Garis kontur ketinggian antara digambarkan dengan garis terputus-putus.
i.      Perbedaan ketinggian antara dua garis kontur yang berurutan (interval kontur) merupakan bilangan tetap.
j.      Interval kontur sama dengan skala peta dibagi 2000. Rumus ini tidak berlaku apabila peta tersebut telah di fotocopy perbesar atau perkecil. Jadi cara yang paling mudah mencari interval kontur adalah selisih antara dua indeks kontur yang berdekatan dibagi spasinya adalah harga interval kontur.


KOMPAS

Kompas adalah alat penunjuk arah. Kompas sendiri sudah dikenal sejak 900 tahun yang lalu terbukti dengan diketemukannya kompas kuno yang dipakai pejuang China sekitar tahun 1100 M. Karena sifat kemagnetannya maka  jarum kompas selalu menunjukkan arah utara dan selatan (jika tidak dipengaruhi oleh gaya magnet lainnya selain magnet bumi). Arah yang ditunjuk oleh jarum kompas adalah kutub utara magnetis bumi yang letaknya tidak bertepatan dengan kutub utara bumi, kira-kira disebelah utara Kanada, di jazirah Boothia sekitar 1400 mil atau sekitar 2250 km. Tapi untuk keperluan praktis, utara peta, utara sebenarnya dan utara kompas/magnetis dianggap sama.
 
Kompas  menurut kegunaan dan fungsinya

1.    Kompas Orientasi, yaitu jenis kompas yang digunakan untuk orientasi dalam suatu perjalanan (orientering). Contohnya kompas silva.
2.    Kompas Bidik, yaitu kompas yang digunakan untuk membidik objek serta arah yang akan kita lalui. Contohnya Kompas Prisma.
3.    Kompas Geologi, yaitu kompas yang digunakan untuk menentukan arah serta kemiringan dalam pekerjaan geologi. Contoh .Kompas Geologi.

Bagian–bagian kompas

1.    Badan/Body kompas yaitu tempat melekatnya komponen-komponen kompas.
2.    Jarum Kompas Selalu menunjuk arah utara-selatan pada posisi bagaimanapun (dengan syarat tidak dipengaruhi oleh medan magnet lain dan jarum tidak terhambat perputarannya.)
3.    Skala kompas, menunjukkan pembagian derajat sistem mata angin.

Cara Penggunaan kompas

Penggunaan kompas pada prinsipnya yang paling penting diperhatikan adalah kompas harus horizontal, maka pembacaan skala peta melalui garis fisir, sedangkan pada kompas orienteering (misal kompas silva) yang paling penting diperhatikan adalah Utara Kompas harus sejajar dengan Utara peta.

Faktor kesalahan kompas

Penyebab dari kesalahan ini antara lain:
1.    Karena benturan dengan benda keras.
2.    Cairan yang terdapat dalam tabung kompas membeku (pengaruh waktau atau cuaca), sehingga jarum atau piringan kompas tidak bergerak bebas.
3.    Ada kesalahan indeks yaitu penunjuk indeks skala bacaan kompas tidak segaris lurus dengan garis penunjuk arah bacaan.
4.    Garis penunjuk arah bacaan tidak segaris lurus dengan pisir/garis rambut pembidik objek.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian kompas yaitu:
1.    Jauhkanlah dari benda-benda yang mengandung unsur logam seperti golok/parang, pisau, gunting, victorinoks, dll
2.    Jauhkan dari benda-benda elektronik seperti: TV, jam tangan, walkman, dll.
3.    Sesama kompas dilarang saling berdekatan !!!!


TEKNIK PETA KOMPAS


            Sebelum masuk pada teknik peta kompas yang perlu diketahui adalah Azimuth dan Back azimuth. Azimuth adalah sudut antara sasaran terhadap kutub magnetik bumi (sudut kompas) sedangkan Back Azimuth adalh kebalikan dari Azimuth.  Cara praktisnya sebagai berikut :
Jika Azimuth < 180° maka Back Azimuthnya = Azimuth + 180°
Jika Azimuth > 180° maka Back Azimuthnya = Azimuth  - 180°

Orientasi Peta

Orientasi Peta yaitu menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (menyamakan utara peta dengan utara kompas). Sebelum anda mulai orientasi peta, usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya di peta. Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncak, sungai desa, dll. Jadi minimal anda tahu secara kasar posisi anda dimana. Orientasi peta ini hanya berfungsi untuk meyakinkan anda bahwa perkiraan posisi anda di peta adalah benar.
Langkah-langkah orientasi peta:
1.    Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.
2.    Letakkan peta pada medan datar.
3.    Samakan utara peta dan utara kompas (peta yang diputar), dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang akan dihadapi.
4.    Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekeliling dan temukan tanda-tanda tersebut dalam peta.  Lakukan untuk beberapa tanda medan.
5.    Ingat tanda-tanda medan itu, bentuknya tempatnya di medan sebenarnya maupun di peta.  Ingat hal-hal yang khas dari setiap benda medan (sifat-sifat garis kontur).

Resection

Resection adalah menetukan posisi kita di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali.  Bila kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang punggungan, maka hanya perlu mencari satu tanda medan yang lainnya yang dibidik.
Langkah-langkah melakukan resection
1.   Lakukan orientasi peta.
2.   Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah.
3.   Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut.
4.   Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas bidik.
5.   Pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.
6.   Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita di peta.

Intersection

Intersection adalah menentukan posisi suatu titik pada peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan tanpa harus ke tempat tersebut.
Langkah-langkah melakukan Intersection
1.     Lakukan orientasi peta.
2.     Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.
3.     Bidik obyek yang kita amati
4.     Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta
5.     Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta.  Lakukan langkah 1 – 3.
6.     Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi yang dimaksud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar