NAVIGASI DARAT
Tujuan Instruksional Umum:
·
Peserta
mengetahui dasar-dasar Navigasi Darat.
·
Peserta
dapat mengaplikasikan materi Navigasi Darat.
Tujuan Instruksional Khusus:
·
Peserta
mengetahui defenisi, klasifikasi serta bagian-bagian peta dan kompas.
·
Peserta
dapat memahami karakteristik sifat-sifat garis kontur.
·
Peserta
dapat menentukan posisi / koordinat di peta.
Bahan
Materi:
·
Peta
dan bagian-bagiannya
(spesifik kontur dan koordinat)
·
Kompas
dan bagian-bagiannya
·
Teknik
Peta Kompas (Orientasi peta, resection, dan intersection)
PENDAHULUAN
Navigasi adalah suatu teknik untuk
menentukan kedudukan dan arah lintasan perjalanan secara tepat, definisi
lain dari navigasi adalah
suatu kegiatan mengontrol arah perjalanan baik di peta maupun di medan sebenarnya
dengan tepat hingga sampai ke tujuan.
Dalam arti yang lebih
sempit, navigasi telah dikenal oleh bangsa-bangsa Aztec, Babylonia dan Bangsa
Eskimo tua sejak 4500 tahun yang lalu.
Pada
awalnya, istilah navigasi dipakai dalam pelayaran maupun penerbangan, namun
dewasa ini telah umum dipakai dalam pengembaraan di gunung, rimba, sungai dan
sebagainya. Orang yang bertanggung jawab dalam hal navigasi biasa disebut
navigator.
Untuk
dapat melakukan perjalanan di alam bebas kita hanya dibantu oleh peta, kompas dan
kemampuan berorientasi yaitu usaha memperkirakan/menentukan tempat kedudukan
setepat mungkin dengan cara mengamati, mempelajari, mengenali keadaan sekitar
selama perjalanan dilakukan.
Menyadari
betapa pentingnya ketiga hal diatas, maka timbul pepatah : “peta dan kompas serta kemampuan untuk menggunakannya merupakan tiket
ke tempat manapun di alam bebas”.
PETA
Peta
adalah gambaran sebagian atau keseluruhan permukaan bumi yang diproyeksikan ke
dalam bidang datar dengan metode dan perbandingan tertentu.
Di
Indonesia, peta yang lazim digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi
Bandung, lalu peta dari Jawatan Topologi, yang sering disebut sebagai peta AMS
(American Map Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun
1960. Peta AMS biasanya berskala 1 : 50.000 dengan interval kontur (jarak antar
kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi
Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1 : 50.000 atau 1 :
25.000 (dengan interval kontur 12,5 m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya
berwarna.
Peta berdasarkan
isinya
1. Peta Umum; yaitu peta yang memuat kenampakan-kenampakan umum,
baik kenampakan fisis maupun kenampakan sosial ekonomi. Peta jenis ini meliputi
:
a. Peta Topografi; yaitu peta yang berskala besar dan memuat keterangan yang umum.
b. Peta Chorografi; yaitu peta yang berskala sedang yang menggambarkan daerah yang
luas, negara atau benua.
c. Peta Dunia; peta yang digambarkan dengan skala kecil dan meliputi seluruh
dunia.
2. Peta Khusus / Thematik; yaitu peta yang menggambarkan
kenampakan-kenampakan yang khusus. Peta ini meliputi antara lain : peta
militer, peta bintang, peta pariwisata, dll.
Peta berdasarkan skalanya
1. Peta Kadaster = 1 : 100 sampai 1 : 5.000
2. Peta berskala besar = 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000
3. Peta berskala sedang = 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000
4. Peta berskala kecil = 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000
5. Peta Geografi = 1 : 1.000.000 ke atas
Bagian-bagian Peta
1. Judul; menyatakan lokasi
yang ditunjukkan oleh peta yang bersangkutan, biasanya terdapat diatas.
2. Penerbit; menyatakan
badan/lembaga yang menerbitkan/mengeluarkan peta.
3. Nomor; sebagai nomor
registrasi dari badan pembuat peta, juga berguna sebagai petunjuk bila kita
memerlukan peta daerah lain di sekitar daerah yang terpetakan.
4. Tahun; menyatakan waktu
pembuatan peta, semakin baru tahun pembuatannya, maka data yang disajikan akan
semakin akurat.
5. Legenda; yaitu keterangan
singkat mengenai simbol/tanda yang tercantum dalam sebuah peta, dibuat untuk
memudahkan pembaca menganalisa peta.
6. Skala/Kedar; yaitu
perbandingan jarak antara dua titik tertentu pada peta dengan jarak sebenarnya
di lapangan. Untuk menyatakan skala peta ada 3 cara yaitu :
a. skala angka/fraksi = 1 : 50.000
b. skala verbal/perkataan = “satu sentimeter dibanding lima puluh ribu
sentimeter”
c.
skala garis/grafik
0
|
0
|
2
|
4
|
6
|
8
|
10
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
cm
|
km
|
7. Koordinat ; yaitu
kedudukan suatu titik di peta. Secara teori, koordinat merupakan titik
pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan
sistem sumbu, yakni perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama
lain. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :
a. Koordinat Geografis (Geographycal Coordinate)
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur
timur) yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa, dan garis lintang (lintang
utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis khatulistiwa. Koordinat
geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik.
Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis
sebagai koordinat utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu
karvak) lebarnya adalah 3,7 cm. Pada peta skala 1 : 25.000, satu karvak sama
dengan 30 detik (30”), dan pada peta skala 1 : 50.000, satu karvak sama dengan
1 menit (60”).
Contoh : 114°34’10” BT atau 05°15’17” LS
b. Koordinat Grid (Grid
Coordinate atau UTM)
Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan
dalam ukuran jarak setiap titik acuan.Untuk wilayah Indonesia, titik acuan
berada disebelah barat Jakarta (06° LU, 98° BT). Garis vertikal diberi nomor
urut dari selatan ke utara, sedangkan horizontal dari barat ke timur.
Sistem koordinat grid
mengenal penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka. Pada peta AMS, biasanya
menggunakan koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan 2 cm. Karena itu untuk
penentuan koordinat grid 4 angka, dapat langsung ditentukan. Penentuan
koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu menjadi 10 bagian (per
2 mm). Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka dibagi menjadi 10 bagian (per
1 mm).
8. Kontur; yaitu garis khayal
yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian sama dari permukaan laut atau
garis bayangan/imajinasi dari rangkaian titik-titik di lapangan yang mempunyai
nilai ketinggian/elevasi yang sama.
Karakteristik Garis Kontur:
a. Garis kontur ketinggian yang lebih rendah selalu mengelilingi garis
kontur yang lebih tinggi.
b. Garis kontur ketinggian tidak
akan saling berpotongan dan tidak
bercabang.
c. Garis kontur ketinggian merupakan kurva tertutup sehingga tidak akan ada yang terputus.
d. Garis kontur ketinggian pada daerah landai/datar akan tergambar renggang/berjauhan sebaliknya garis kontur di daerah curam/terjal akan tergambar rapat.
e. Garis kontur ketinggian yang ujungnya melengkung keluar menjauhi puncak berbentuk “U” menggambarkan punggungan.
f. Garis kontur ketinggian yang ujungnya melengkung kedalam mendekati puncak berbentuk “∩” menggambarkan lembah.
g.
Garis kontur ketinggian untuk
daerah tebing digambarkan garis
berbulu.
h.
Garis kontur ketinggian antara digambarkan dengan garis terputus-putus.
i. Perbedaan ketinggian antara dua garis kontur yang berurutan
(interval kontur) merupakan bilangan tetap.
j. Interval kontur sama dengan skala peta dibagi 2000. Rumus ini tidak
berlaku apabila peta tersebut telah di fotocopy perbesar atau perkecil. Jadi
cara yang paling mudah mencari interval kontur adalah selisih antara dua indeks
kontur yang berdekatan dibagi spasinya adalah harga interval kontur.
KOMPAS
Kompas adalah alat penunjuk arah. Kompas sendiri sudah dikenal sejak
900 tahun yang lalu terbukti dengan diketemukannya kompas kuno yang dipakai
pejuang China sekitar tahun 1100 M. Karena sifat kemagnetannya maka jarum kompas selalu menunjukkan arah utara
dan selatan (jika tidak dipengaruhi oleh gaya magnet lainnya selain magnet
bumi). Arah yang ditunjuk oleh jarum kompas adalah kutub utara magnetis bumi
yang letaknya tidak bertepatan dengan kutub utara bumi, kira-kira disebelah
utara Kanada, di jazirah Boothia sekitar 1400 mil atau sekitar 2250 km. Tapi untuk
keperluan praktis, utara peta, utara sebenarnya dan utara kompas/magnetis
dianggap sama.
Kompas menurut kegunaan dan
fungsinya
1. Kompas Orientasi, yaitu jenis kompas yang digunakan untuk orientasi dalam suatu
perjalanan (orientering). Contohnya kompas
silva.
2.
Kompas Bidik, yaitu kompas yang digunakan untuk
membidik objek serta arah yang akan kita lalui. Contohnya Kompas Prisma.
3. Kompas Geologi, yaitu kompas yang digunakan untuk menentukan arah serta kemiringan
dalam pekerjaan geologi. Contoh .Kompas Geologi.
Bagian–bagian kompas
1. Badan/Body kompas yaitu tempat melekatnya komponen-komponen kompas.
2. Jarum Kompas Selalu menunjuk arah utara-selatan pada posisi
bagaimanapun (dengan syarat tidak dipengaruhi oleh medan magnet lain dan jarum
tidak terhambat perputarannya.)
3. Skala kompas, menunjukkan pembagian derajat sistem mata angin.
Cara Penggunaan kompas
Penggunaan kompas pada prinsipnya yang paling penting diperhatikan
adalah kompas harus horizontal, maka pembacaan skala peta melalui garis fisir,
sedangkan pada kompas orienteering (misal kompas silva) yang paling penting
diperhatikan adalah Utara Kompas harus sejajar dengan Utara peta.
Faktor kesalahan kompas
Penyebab dari kesalahan ini antara
lain:
1. Karena benturan dengan benda keras.
2. Cairan yang terdapat dalam tabung kompas membeku (pengaruh waktau
atau cuaca), sehingga jarum atau piringan kompas tidak bergerak bebas.
3. Ada kesalahan indeks yaitu penunjuk indeks skala bacaan kompas tidak
segaris lurus dengan garis penunjuk arah bacaan.
4. Garis penunjuk arah bacaan tidak segaris lurus dengan pisir/garis
rambut pembidik objek.
Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam pemakaian kompas yaitu:
1. Jauhkanlah dari benda-benda yang mengandung unsur logam seperti golok/parang,
pisau, gunting, victorinoks, dll
2. Jauhkan dari benda-benda elektronik seperti: TV, jam tangan,
walkman, dll.
3. Sesama kompas dilarang saling berdekatan !!!!
TEKNIK PETA KOMPAS
Sebelum masuk pada teknik
peta kompas yang perlu diketahui
adalah Azimuth dan Back azimuth. Azimuth
adalah sudut antara sasaran terhadap kutub magnetik bumi (sudut kompas)
sedangkan Back Azimuth adalh kebalikan dari Azimuth. Cara praktisnya sebagai berikut :
Jika
Azimuth < 180° maka Back Azimuthnya = Azimuth + 180°
Jika
Azimuth > 180° maka Back
Azimuthnya = Azimuth - 180°
Orientasi Peta
Orientasi
Peta yaitu menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (menyamakan utara
peta dengan utara kompas). Sebelum anda mulai orientasi peta, usahakan untuk
mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya di peta.
Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncak, sungai desa, dll. Jadi
minimal anda tahu secara kasar posisi anda dimana. Orientasi peta ini hanya
berfungsi untuk meyakinkan anda bahwa perkiraan posisi anda di peta adalah
benar.
Langkah-langkah orientasi peta:
1. Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang
menyolok.
2.
Letakkan
peta pada medan datar.
3.
Samakan
utara peta dan utara kompas (peta yang diputar), dengan demikian letak peta
akan sesuai dengan bentang alam yang akan dihadapi.
4.
Cari
tanda-tanda medan yang paling menonjol disekeliling dan temukan tanda-tanda
tersebut dalam peta. Lakukan untuk
beberapa tanda medan.
5.
Ingat
tanda-tanda medan itu, bentuknya tempatnya di medan sebenarnya maupun di
peta. Ingat hal-hal yang khas dari
setiap benda medan (sifat-sifat garis kontur).
Resection
Resection
adalah menetukan posisi kita di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda
medan yang dikenali. Bila kita berada di
tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang punggungan, maka hanya perlu
mencari satu tanda medan yang lainnya yang dibidik.
Langkah-langkah
melakukan resection
1. Lakukan orientasi peta.
2. Cari tanda medan yang
mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah.
3. Dengan busur dan
penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut.
4. Bidik tanda-tanda medan
tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas bidik.
5. Pindahkan sudut bidikan
yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda
medan yang dijadikan sebagai titik acuan.
6. Perpotongan garis yang
ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita di peta.
Intersection
Intersection adalah
menentukan posisi suatu titik pada peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda
medan yang dikenali dilapangan tanpa harus ke tempat tersebut.
Langkah-langkah melakukan Intersection
1. Lakukan orientasi peta.
2. Lakukan resection untuk memastikan
posisi kita di peta.
3. Bidik obyek yang kita amati
4. Pindahkan sudut yang didapat ke dalam
peta
5. Bergerak ke posisi lain dan pastikan
posisi tersebut di peta. Lakukan langkah
1 – 3.
6. Perpotongan garis perpanjangan dari
dua sudut yang didapat adalah posisi yang dimaksud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar